Menikmati alunan musik dari vinyl record memang terasa berbeda, selain terlihat sangat menghargai musik, juga menambah suasana kelas tertentu dengan mengoleksinya. Berbeda dengan mengoleksi musik streaming, yang akan bosan oleh waktu.
Vinyl record atau yang lebih dikenal dengan piringan hitam, juga dikenal sebagai rekaman fonograf, adalah format utama untuk rekaman musik, dari awal 1900-an hingga akhir 1980-an. Berikut adalah sejarah singkat mengenai piringan hitam:
- Pada tahun 1877, Thomas Edison menemukan fonograf, sebuah mesin yang mampu merekam dan memutar ulang suara. Rekaman fonograf pertama terbuat dari kertas timah, yang tidak praktis untuk penggunaan komersial.
- Pada tahun 1887, Emile Berliner menemukan gramofon, sebuah mesin yang memutar cakram datar, bukan silinder. Cakram Berliner terbuat dari seng, yang dilapisi dengan campuran lilin lebah, dan sabun untuk menahan suara.
- Pada tahun 1895, Berliner mulai menggunakan lak untuk membuat cakramnya, hal ini mampu meningkatkan kualitas suara, dan daya tahan rekaman.
- Pada 1920-an, rekaman listrik ditemukan, dengan menggunakan mikrofon untuk menangkap suara, dan memperkuatnya dengan sirkuit elektronik. Ini menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam kualitas suara.
-
E. Berliner Toy Gramophone, 1889 (collection Musée des ondes Emile Berliner, Montreal) Pada tahun 1948, Columbia Records memperkenalkan rekaman long-playing (LP) 12 inci, yang dapat menampung hingga 23 menit musik per sisi. LP terbuat dari vinyl, yang lebih tahan lama dibandingkan lak, dan mampu untuk mereproduksi frekuensi yang lebih tinggi.
- Pada tahun 1949, RCA Victor memperkenalkan single 7 inci, yang lebih kecil dan lebih terjangkau daripada LP. Single tersebut memiliki satu lagu di setiap sisi dan populer untuk jukebox.
- Pada 1950-an, musik rock and roll menjadi populer, dan piringan hitam memainkan peran penting, dalam peningkatan popularitas genre tersebut.
- Pada 1960-an, suara stereo menjadi populer, dan vinyl record kemudian mulai diproduksi dalam stereo.
- Pada tahun 1970-an, musik disko menjadi populer, dan vinyl record adalah format utama dari musik disko.
- Pada 1980-an, compact disc (CD) ditemukan, dan piringan hitam menurun popularitasnya. Pada akhir dekade, sangat disayangkan sebagian besar toko kaset, telah berhenti menjualnya.
Terlepas dari penurunan popularitas rekaman vinyl pada 1990-an dan awal 2000-an, format ini kembali mengalami kebangkitan dalam beberapa tahun terakhir, dengan banyak penggemar musik, mulai menghargai suara analog rekaman yang hangat. Saat ini, vinyl record diproduksi dan dijual oleh banyak perusahaan, dan banyak album baru dirilis dalam bentuk vinyl selain format digital.
1. Mana Yang Lebih Baik Vinyl Record Atau Compact Disk
Perdebatan tentang apakah vinyl record lebih baik daripada CD (Compact Disk), adalah hal yang subjektif, dan orang yang berbeda memiliki pendapat yang berbeda, juga tentang masalah tersebut. Namun, ada beberapa faktor yang dapat membuat vinyl record, jauh lebih menarik bagi beberapa pendengar:
- Kualitas suara: Beberapa audiophile percaya, bahwa piringan hitam atau vinyl, memiliki suara yang lebih hangat dan alami, dibandingkan CD, yang terdengar steril atau digital. Ini karena vinyl adalah analog, dan menggunakan bentuk gelombang kontinu untuk mewakili suara, sedangkan CD menggunakan pengambilan sampel digital.
- Fisik: Rekaman vinyl adalah, benda berwujud yang dapat dipegang dan dikagumi, sedangkan CD berukuran kecil, cakram plastik yang mudah tergores atau rusak. Banyak orang yang menikmati pengalaman memegang piringan hitam atau vinyl, ibarat melihat karya seni dan catatan liner.
- Nostalgia: Bagi banyak orang, vinyl record dikaitkan dengan periode waktu tertentu, atau gerakan budaya, dan dengan mendengarkan rekaman tersebut, mampu membangkitkan perasaan nostalgia dan sentimentalitas.
- Jangkauan dinamis: Beberapa orang berpendapat, bahwa piringan hitam atau vinyl record memiliki jangkauan dinamis yang lebih besar dibandingkan dengan CD, yang berarti bahwa, vinyl record tersebut mampu mereproduksi suara keras, dan pelan, dengan jangkauan yang lebih luas. Hal ini mampu membuatnya terdengar lebih dinamis, dan menarik bagi beberapa pendengar.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa CD, juga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan vinyl. CD lebih nyaman untuk disimpan dan dibawa, tidak terlalu rentan terhadap kerusakan, akibat debu atau goresan. Selain itu, CD mampu untuk menampung lebih banyak musik, dibandingkan dengan vinyl, dan bisa dengan mudah meloncati atau memutar ulang musik yang disukai, yang tidak selalu memungkinkan dengan vinyl record.
Pada akhirnya, apakah vinyl record lebih baik dibandingkan CD, adalah masalah preferensi pribadi. Beberapa orang lebih menyukai kehangatan, dan fisik rekaman vinyl, sementara yang lain lebih menyukai kenyamanan, dan daya tahan CD. Pada akhirnya, hal terpenting adalah, setiap orang mampu untuk menikmati musiknya, dalam format apapun yang mereka sukai.
2. Keuntungan Mengoleksi Vinyl Record
Apakah pembaca harus mengoleksi vinyl record atau tidak, tergantung pada preferensi dan minat pribadi. Berikut adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, ketika memutuskan, apakah akan memulai mengoleksinya atau tidak:
- Kualitas suara: Seperti disebutkan sebelumnya, beberapa orang lebih menyukai suara vinyl record, yang hangat dan alami, dibandingkan dengan suara digital CD atau layanan streaming. Bila pembaca merupakan seorang audiophile, yang menghargai suara berkualitas tinggi, vinyl record mungkin merupakan pilihan yang baik.
- Nilai koleksi: Menjadi barang koleksi yang berharga, terutama jika itu langka atau tidak dicetak lagi (edisi terbatas). Jika pembaca suka mengoleksi barang langka atau vintage, memulai koleksi vinyl record, mungkin merupakan hobi yang tepat.
- Nostalgia: Jika tertarik dengan sejarah musik, atau memiliki keterikatan sentimental, dengan era atau genre musik tertentu, mengumpulkan koleksinya, bisa menjadi cara yang bagus untuk terhubung dengan masa lalu.
- Biaya: Vinyl record bisa sangat mahal, terutama jika mencari rekaman langka atau barang koleksi. Bila anggaran terbatas, mengoleksinya, mungkin bukan pilihan terbaik.
- Ruang: Vinyl record akan memakan ruang fisik, dan jika pembaca tinggal di apartemen kecil atau tidak memiliki banyak ruang penyimpanan, mengumpulkan koleksinya mungkin tidak akan praktis.
Pada akhirnya, apakah pembaca harus memilikinya atau tidak, adalah keputusan pribadi. Jika ingin menikmati musik, menghargai fisik dan suara unik, memulai koleksi bisa menjadi hobi yang bermanfaat, dan memuaskan. Namun, jika tidak tertarik dengan vinyl record, atau lebih suka format musik digital, tidak perlu untuk memulai koleksinya hanya karena populer atau trendi.
3. Ukuran Serta Kemampuan Menyimpan Vinyl Record
Vinyl Record tersedia dalam beberapa ukuran, masing-masing dengan karakteristik dan sejarahnya sendiri. Berikut adalah ukuran yang paling umum:
- 7 inci: Ini adalah ukuran terkecil dan biasanya digunakan untuk single. Rekaman 7 inch, mampu untuk menampung hingga sekitar 5 menit musik per sisi, dan berputar pada 45 putaran per menit (RPM).
- 10-inci: Ukuran ini populer di masa-masa awal format, tetapi kurang umum saat ini. Rekaman 10 inch mampu untuk menampung hingga sekitar 12 menit musik per sisi, dan berputar pada 78 RPM, meskipun beberapa dibuat berputar pada 33 1/3 RPM.
- 12 inci: Ini adalah ukuran yang paling umum, dan digunakan untuk album dan single. Rekaman 12 inch mampu untuk menampung hingga sekitar 22 menit musik per sisi, dan berputar pada 33 1/3 RPM.
Ada juga beberapa ukuran vinyl record yang kurang umum, termasuk 5 inci, 8 inci, dan 14 inci. Selain itu, beberapa berbentuk seperti objek, seperti bintang atau hati, untuk tujuan baru.
Setiap ukuran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Bentuk yang lebih kecil, lebih nyaman dan terjangkau, sementara yang lebih besar mampu menawarkan kualitas suara yang lebih baik, dan pengalaman mendengarkan yang lebih imersif. Pada akhirnya, berapa ukuran yang dipilih, akan bergantung pada preferensi pribadi dan musik yang ingin di dengarkan.
4. Cara Merawat Vinyl Record
Vinyl record sangat halus dan membutuhkan perawatan yang tepat, untuk memastikan suaranya tetap terjaga dan bertahan lama. Berikut beberapa tips untuk merawatnya :
- Simpan dengan benar: Vinyl record harus disimpan secara vertikal, tidak ditumpuk satu sama lain. Ini mencegah lengkungan dan kerusakan pada alur. Harus disimpan di tempat yang sejuk serta kering, jauh dari sinar matahari langsung dan sumber panas.
- Bersihkan secara teratur: Debu dan kotoran bisa menumpuk pada permukaan alur dan memengaruhi kualitas suaranya. Gunakan sikat serat karbon atau sikat anti statis, untuk menghilangkan debu di permukaan secara perlahan setiap sebelum diputar. Untuk pembersihan lebih mendalam, gunakan larutan pembersih khusus dan kain mikrofiber, untuk menyeka permukaan alur, dengan lembut serta menggunakan gerakan melingkar.
- Tangani dengan hati-hati: Saat menangani vinyl record, pegang di tepi atau label, agar tidak menyentuh lekukan. Sidik jari dan minyak dari kulit, bisa merusak rekaman serta mempengaruhi kualitas suaranya.
- Lindungi sampulnya: Sampul dari vinyl record, juga bisa rapuh dan mudah rusak. Gunakan selongsong atau pelindung sampul, untuk melindunginya dari keausan.
- Gunakan turntable dan stylus berkualitas tinggi: Turntable (pemutar vinyl) dan stylus (jarum) berkualitas tinggi, sangat penting untuk menjaga kualitas suara. Gunakan stylus yang sesuai, dengan jenis rekaman yang dimainkan, dan gantilah secara berkala, untuk menghindari kerusakan alur.
Dengan mengikuti tips ini, pembaca bisa memastikan bahwa vinyl record yang dimiliki, akan terdengar terbaik dan bertahan lama. Perawatan dan pemeliharaan yang tepat sangat penting, untuk menjaga nilainya dan bisa menikmatinya selama bertahun-tahun.
5. Anjuran dan Larangan Menangani koleksi Vinyl
Berikut adalah beberapa tips mengenai “anjuran” dan “larangan” untuk menangani dan merawat koleksi vinyl record:
Anjuran:
- Tangani vinyl dengan hati-hati, cara memegangnya dari tepi atau label agar tidak menyentuh lekukan.
- Simpan secara vertikal, tidak ditumpuk satu sama lain, ini untuk mencegah lengkungan dan kerusakan alur.
- Gunakan sikat serat karbon atau sikat antistatik, untuk menghilangkan debu permukaan, setiap sebelum dimainkan.
- Bersihkan secara teratur menggunakan larutan pembersih khusus, dan kain microfiber untuk menyeka permukaan secara perlahan, dengan gerakan melingkar.
- Gunakan turntable dan stylus (jarum) berkualitas tinggi, yang sesuai dengan jenis rekaman yang akan di mainkan.
- Gunakan selongsong atau pelindung sampul untuk melindunginya dari keausan.
Larangan:
- Menyentuh lekukan vinyl dengan jari, karena minyak dan kotoran dari kulit, mampu merusak lekukan dan mempengaruhi kualitas suara.
- Memainkan vinyl yang melengkung dan rusak, karena ini bisa merusak turntable dan stylus.
- Menjemur di bawah sinar matahari langsung atau sumber panas, yang mampu menyebabkan melengkung dan rusaknya alur.
- Menyimpan di lingkungan yang basah atau lembab, ini dapat menyebabkan tumbuhnya jamur, atau lumut pada piringan hitam.
- Membersihkan dengan bahan kimia keras, ini akan merusak permukaan vinyl record.
Dengan mengikuti “anjuran” dan “larangan” dasar perawatan vinyl record ini, dapat membantu menjaga kualitas suara, dan umur panjang koleksi vinyl pembaca.
Kesimpulan:
Meskipun layanan musik digital seperti streaming dan CD masih mendominasi pasar musik, namun keberadaannya kembali diminati, serta di cari oleh pengemar audiophile, beberapa tahun terakhir ini. Banyak pengemar audiophile yang lebih terkesan, oleh suara yang dihasilkan oleh vinyl record dibandingkan layanan digital streaming maupun compact disk.
Selain untuk menikmati alunan musiknya, para kolektor vinyl record juga merasakan unsur seni yang terkandung dan bernostalgia dengan memiliki koleksinya. Jadi, apakah pembaca mulai berminat untuk mengoleksi Vinyl record dan merasakan kenikmatan audio yang lebih hangat?